Monday, August 18, 2014

Hujan Kemarin Sore


hujan jatuh lagi di tanah khas hujan ini
menjatuhkan dirinya dengan desahan
ia kesakitan jatuh di tanah beraspal





orang-orang berteduh disana
aku menerobos dengan percaya diri
melewati kubangan-kubangan
tanpa penghindaran dengan payung kecil yang hanya melindungi tudung
cipratannya sampai pada rok ini

lalu cipratannya menuju hati yang sepi


sendiri gelap basah dan pilu
itulah hujan dan diriku
hujan dan aku sama sama rela jatuh pada bumi
semua dijatuhkan begitu saja, semuanya

tiada siapa siapa lagi selain aku dan hujanku
berjalan dengan langkah yang tak goyah
lalu air mata mengalir begitu saja
terbentuk aliran di pipi
aku menangis, hujan


lalu hujan menyadarkanku
terkadang kamu memang harus jatuh, hancur, terkoyak, digiling, dikuliti supaya kamu tahu

maknanya ketulusan tanpa harus melihat rasa sakit
dan untuk apa tadi aku pergi
hanya untuk meyakinkan hati yang sedang hilang kendali
hati yang meminta belas kasihan
walau diriku tak sudi dikasihani

ternyata aku sudah menjatuhkan segala seperti hujan
apakah bumi harus ragu pada hujan
padahal hujan sudah memberinya desahan air
memberinya air, air dan air

tidak cukupkah bumi percaya
bahwa hujan amat mencintainya
lalu air mata itu berhenti
ku tatap hujan yang jatuh diaspal tadi

aku tetap melaju, hujan
tidak mungkin aku tak dapat apa-apa
tidak mungkin
karna dia tahu

aku teramat mencintainya

0 comments:

Post a Comment

 
;